Senin, 16 Maret 2015

Beranda





Petani bawang merah ataupun bawang daun kini memiliki amunisi baru untuk menangkal serangan hama ulat daun Spodoptera exigua yang telah menjadi musuh bebuyutan. Amunisi baru itu adalah insektisida Osada 75SP yang dari baunya saja hama bakal enggan mendekat.

Hama Spodoptera exigua telah menjadi salah satu perusak utama tanaman bawang merah maupun bawang daun, bahkan telah menjadi musuh bebuyutan para petani. Pasalnya, dengan sasaran utamanya pada bagian daun, maka tingkat kerusakan yang ditimbulkannya bisa mencapai 100%.

Hama ini merupakan salah satu di antara delapan spesies dari genus Spodoptera yang bersifat paling kosmopolit atau wilayah penyebarannya hampir merata di seluruh belahan bumi, kecuali Amerika Selatan. Di Indonesia sendiri, hama ini telah menjadi hama klasik penyebab gagal panen para petani bawang merah dataran rendah Pulau Jawa dan juga petani bawang daun di kawasan dataran tinggi.

Untuk mengendalikannya, pilihan solusi dengan menggunakan pestisida masih menjadi cara yang banyak dipakai para petani. Karena, selain lebih praktis, cara ini juga dinilai lebih efektif dan efisien untuk mengendalikan serangan hama penyakit.

Tidak terkecuali para petani bawang merah ataupun bawang daun dalam mengatasi serangan ulat perusak daun. Mereka masih mengandalkan insektisida dengan bermacam merek dan bahan aktif yang beredar di pasaran untuk mengendalikan serangan hama tersebut. Kini, petani juga bisa menggunakan insektisida baru dari Cap Kapal Terbang sebagai amunisi baru pemberantas Spodoptera exigua. Insektisida itu diedarkan dengan nama dagang Osada 75SP dan berbahan aktif Asefat 75%.

Menurut General Manager Market Development Pesticide PT. Tanindo Intertraco Mudjahiddin, insektisida tersebut bekerja dengan tiga aksi sekaligus, yaitu sebagai racun kontak, lambung, dan sistemik. “Karena bekerja dengan tiga aksi itu, maka daya kerjanya bisa lebih ampuh,” ujarnya.

Sebagai racun kontak, begitu bersentuhan langsung, bahan aktif Osada 75SP akan langsung masuk ke dalam tubuh serangga sasaran melalui kulit atau kutikula. Kemudian ditransportasikan ke bagian susunan saraf pusat serangga, hingga akhirnya serangga itu pun mati.

Sedangkan untuk racun lambung, menurut Mudjahiddin, bahan aktif insektisida ini akan bekerja setelah termakan oleh serangga sasaran. Bahan aktif tersebut akan terserap ke dalam dinding saluran pencernaan makanan dan dibawa oleh cairan tubuh serangga ke bagian susunan saraf.

Sementara sebagai racun sistemik, Osada 75SP akan melindungi tanaman dari dalam. Dengan kata lain, setelah disemprot, bahan aktif insektisida akan langsung diserap organ-organ tanaman dan kemudian diedarkan ke seluruh bagian tanaman. Sehingga, saat serangga sasaran memakan bagian tanaman yang ada, maka bahan aktif insektisida itu akan masuk ke bagian tubuh serangga.

Selain karena sistem kerjanya, keampuhan Osada 75SP dalam menangkal serangan ulat Spodoptera exigua juga muncul dari bau yang ditimbulkannya. “Insektisida ini memiliki bau yang menyengat, sehingga dari baunya saja hama tidak mau mendekat. Apalagi kalau terkena semprotannya,” terang Mudjahiddin.

Bahan aktif Asefat juga terkenal sebagai racun saraf penghambat kolin esterase yang berspektrum luas. Sehingga hama sasarannya juga lebih banyak, terutama hama-hama penusuk-penghisap dan pengunyah, seperti: larva Spodoptera, larvaLepidoptera (termasuk ulat tanah), pengorok daun, aphids, dan thrips.